Author Archives: ChopperandCo
Lyric iKON – 아니라고 (I Miss You So Bad) Han/Rom/Eng/Indo
iKON – 아니라고 (I Miss You So Bad)
iKON – DEBUT FULL ALBUM ‘WELCOME BACK’ 아니라고(I MISS YOU SO BAD)
Lyric : G-Dragon, B.I, Bobby
Komposer : G-Dragon, DEE.P
Aranssemen : DEE.P
HANGUL
이번이 널 위해 부르는 이번이 너 땜에 울어보는 아니라고 아니라고 미쳤지 내가 점점 잊혀 가나 봐 너를 떠나 보내는 게 이번이 널 위해 부르는 이번이 너 땜에 울어보는 아니라고 아니라고 나를 어루만지던 너의 잠깐이라도 널 떠올리면 Real talk baby 널 이해해 그 동안 이번이 널 위해 부르는 이번이 너 땜에 울어보는 아니라고 아니라고 |
ROMANIZATION
[JINHWAN] ibeoni neol wihae bureuneun [JUNHOE] ibeoni neo ttaeme ureoboneun [B.I] anirago anirago [B.I] michyeotji naega [CHANWOO] jeomjeom ijhyeo gana bwa [YUNHYUNG] neoreul tteona bonaeneun ge [DONGHYUK] ibeoni neol wihae bureuneun [YUNHYUNG] ibeoni neo ttaeme ureoboneun [B.I] anirago anirago [JINHWAN] nareul eorumanjideon neoui [JUNHOE] jamkkanirado neol tteoollimyeon [BOBBY] Real talk baby [YUNHYUNG] neol ihaehae geu dongan [JINHWAN] ibeoni neol wihae bureuneun [JUNHOE] ibeoni neo ttaeme ureoboneun [B.I] anirago anirago |
ENGLISH
I hope this wouldn’t be the last song that I sing for you I hope this would be the last time to see me crying because of you I was crazy, You were so beautiful Please don’t say this is the end How many days should I pray more I hope this wouldn’t be the last song that I sing for you I hope this would be the last time to see me crying because of you When you touched me, It was so warm My obsession is too bright so close your eyes Just like a couple of leaves on the swamp I understand you. I was the one who was okay I hope this wouldn’t be the last song that I sing for you I hope this would be the last time to see me crying because of you |
INDONESIAN
Aku berharap ini tidak akan menjadi lagu terakhir yang ku nyanyi untukmu Aku berharap ini akan menjadi yang terakhir kalinya menemukan diriku menangis karenamu Aku gila, kamu begitu cantik Jangan mengatakan inilah akhirnya Berapa hari lagi aku harus berdoa Aku berharap ini tidak akan menjadi lagu terakhir yang ku nyanyi untukmu Aku berharap ini akan menjadi yang terakhir kalinya menemukan diriku menangis karenamu Ketika kamu menyentuhku, terasa begitu hangat Obsesiku terlalu terang sehingga menutup matamu Seperti halnya beberapa daun di rawa Aku memahamimu. Aku bertahan dengan baik Aku berharap ini tidak akan menjadi lagu terakhir yang ku nyanyi untukmu Aku berharap ini akan menjadi yang terakhir kalinya menemukan diriku menangis karenamu |
credit : colorcodedlyrics.com
LAPORAN PENDAHULUAN BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA (BPH)
LAPORAN PENDAHULUAN
Konsep Dasar Benigna Prostat Hiperplasia (BPH)
Pengertian
Hiperplasia prostat benigna adalah suatu keadaan di mana kelenjar prostat mengalami pembesaran, memanjang ke atas ke dalam kandung kemih dan menyumbat aliran urin dengan menutup orifisium uretra. BPH merupakan kondisi patologis yang paling umum pada pria lansia.
BPH ( Benigna Prostat Hiperplasi) adalah pembesaran progresif dari kelenjar prostat yang dapat menyebabkan obstruksi dan retriksi pada jalan urine.(Rendy, M.Clevo,2012)
Hipertropi Prostat adalah hiperplasia dari kelenjar periurethral yang kemudian mendesak jaringan prostat yang asli ke perifer dan menjadi simpai bedah.
Etiologi
Penyebab yang pasti dari terjadinya Benign Prostatic Hyperplasia sampai sekarang belum diketahui secara pasti, tetapi hanya 2 faktor yang mempengaruhi terjadinya Benign Prostatic Hyperplasia yaitu testis dan usia lanjut.
Karena etiologi yang belum jelas maka melahirkan beberapa hipotesa yang diduga timbulnya Benign Prostatic Hyperplasia antara lain :
- Hipotesis Dihidrotestosteron (DHT). Peningkatan 5 alfa reduktase dan reseptor androgen akan menyebabkan epitel dan stroma dari kelenjar prostatmengalami hiperplasia.
- Ketidak seimbangan estrogen – testoteron. Dengan meningkatnya usia pada pria terjadi peningkatan hormon Estrogen dan penurunan testosteron sedangkan estradiol tetap. yang dapat menyebabkan terjadinya hyperplasia stroma.
- Interaksi stroma – epitel. Peningkatan epidermal gorwth faktor atau fibroblas gorwth faktor dan penurunan transforming gorwth faktor beta menyebabkan hiperplasia stroma dan epitel.
- Penurunan sel yang mati. Estrogen yang meningkat menyebabkan peningkatan lama hidup stroma dan epitel dari kelenjar prostat.
- Teori stem cell. Sel stem yang meningkat mengakibatkan proliferasi sel transit.
(Roger Kirby, 1994 : 38).
Tanda dan gejala
Gejala klinis yang ditimbulkan oleh Benigne Prostat Hyperplasia disebut sebagai Syndroma Prostatisme. Syndroma Prostatisme dibagi menjadi dua yaitu :
- Gejala Obstruktif yaitu :
Hesitansi yaitu memulai kencing yang lama dan seringkali disertai dengan mengejan yang disebabkan oleh karena otot destrussor buli-buli memerlukan waktu beberapa lama meningkatkan tekanan intravesikal guna mengatasi adanya tekanan dalam uretra prostatika.
Intermitency yaitu terputus-putusnya aliran kencing yang disebabkan karena ketidakmampuan otot destrussor dalam pempertahankan tekanan intra vesika sampai berakhirnya miksi.
Terminal dribling yaitu menetesnya urine pada akhir kencing.
Pancaran lemah : kelemahan kekuatan dan kaliber pancaran destrussor memerlukan waktu untuk dapat melampaui tekanan di uretra.
Rasa tidak puas setelah berakhirnya buang air kecil dan terasa belum puas.
- Gejala Iritasi yaitu :
Urgency yaitu perasaan ingin buang air kecil yang sulit ditahan.
Frekuensi yaitu penderita miksi lebih sering dari biasanya dapat terjadi pada malam hari (Nocturia) dan pada siang hari.
Disuria yaitu nyeri pada waktu kencing
( Kapita Selekta, 2000; Lyndon, 2012 )
Stadium BPH
Derajat berat BPH menurut Sjamsuhidajat (2005) dibedakan menjadi 4 stadium :
- Stadium I. Ada obstruktif tapi kandung kemih masih mampu mengeluarkan urine sampai habis.
- Stadium II. Ada retensi urine tetapi kandung kemih mampu mengeluarkan urine walaupun tidak sampai habis, masih tersisa kira-kira 60-150 cc. Ada rasa ridak enak BAK atau disuria dan menjadi nocturia.
- Stadium III. Setiap BAK urine tersisa kira-kira 150 cc.
- Stadium IV. Retensi urine total, buli-buli penuh pasien tampak kesakitan, urine menetes secara periodik (over flow inkontinen).
Anatomi Dan Fisiologi Prostat
Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih dan mengelilingi / mengitari uretra posterior dan disebelah proximalnya berhubungan dengan buli-buli, sedangkan bagian distalnya kelenjar prostat ini menempel pada diafragma urogenital yang sering disebut sebagai otot dasar panggul. Kelenjar ini pada laki-laki dewasa kurang lebih sebesar buah kemiri atau jeruk nipis. Ukuran, panjangnya sekitar 4 – 6 cm, lebar 3 – 4 cm, dan tebalnya kurang lebih 2 – 3 cm. Beratnya sekitar 20 gram.
Prostat terdiri dari :
- Jaringan Kelenjar ® 50 – 70 %
- Jaringan Stroma (Penyangga)
- Kapsul/Musculer
Kelenjar prostat menghasilkan cairan yang banyak mengandung enzym yang berfungsi untuk pengenceran sperma setelah mengalami koagulasi (penggumpalan) di dalam testis yang membawa sel-sel sperma. Pada waktu orgasme otot-otot di sekitar prostat akan bekerja memeras cairan prostat keluar melalui uretra. Sel – sel sperma yang dibuat di dalam testis akan ikut keluar melalui uretra. Jumlah cairan yang dihasilkan meliputi 10 – 30 % dari ejakulasi. Kelainan pada prostat yang dapat mengganggu proses reproduksi adalah keradangan (prostatitis). Kelainan yang lain sepeti pertumbuhan yang abnormal (tumor) baik jinak maupun ganas, tidak memegang peranan penting pada proses reproduksi tetapi lebih berperanan pada terjadinya gangguan aliran kencing. Kelainanyang disebut belakangan ini manifestasinya biasanya pada laki-laki usia lanjut.
Patofisiologi
Sejalan dengan pertambahan umur, kelenjar prostat akan mengalami hiperplasia, jika prostat membesar akan meluas ke atas (bladder), di dalam mempersempit saluran uretra prostatica dan menyumbat aliran urine. Keadaan ini dapat meningkatkan tekanan intravesikal. Sebagai kompensasi terhadap tahanan uretra prostatika, maka otot detrusor dan buli-buli berkontraksi lebih kuat untuk dapat memompa urine keluar. Kontraksi yang terus-menerus menyebabkan perubahan anatomi dari buli-buli berupa : Hipertropi otot detrusor, trabekulasi, terbentuknya selula, sekula dan difertikel buli-buli. Perubahan struktur pada buli-buli dirasakan klien sebagai keluhan pada saluran kencing bagian bawah atau Lower Urinary Tract Symptom/LUTS (Basuki, 2000 : 76).
Pada fase-fase awal dari Prostat Hyperplasia, kompensasi oleh muskulus destrusor berhasil dengan sempurna. Artinya pola dan kualitas dari miksi tidak banyak berubah. Pada fase ini disebut Sebagai Prostat Hyperplasia Kompensata. Lama kelamaan kemampuan kompensasi menjadi berkurang dan pola serta kualitas miksi berubah, kekuatan serta lamanya kontraksi dari muskulus destrusor menjadi tidak adekuat sehingga tersisalah urine di dalam buli-buli saat proses miksi berakhir seringkali Prostat Hyperplasia menambah kompensasi ini dengan jalan meningkatkan tekanan intra abdominal (mengejan) sehingga tidak jarang disertai timbulnya hernia dan haemorhoid puncak dari kegagalan kompensasi adalah tidak berhasilnya melakukan ekspulsi urine dan terjadinya retensi urine, keadaan ini disebut sebagai Prostat Hyperplasia Dekompensata. Fase Dekompensasi yang masih akut menimbulkan rasa nyeri dan dalam beberapa hari menjadi kronis dan terjadilah inkontinensia urine secara berkala akan mengalir sendiri tanpa dapat dikendalikan, sedangkan buli-buli tetap penuh. Ini terjadi oleh karena buli-buli tidak sanggup menampung atau dilatasi lagi. Puncak dari kegagalan kompensasi adalah ketidak mampuan otot detrusor memompa urine dan menjadi retensi urine. Retensi urine yang kronis dapat mengakibatkan kemunduran fungsi ginjal (Sunaryo, H. 1999 : 11)
Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan darah lengkap, faal ginjal, serum elektrolit dan kadar gula digunakan untuk memperoleh data dasar keadaan umum klien.
Pemeriksaan urin lengkap dan kultur.
PSA (Prostatik Spesific Antigen) penting diperiksa sebagai kewaspadaan adanya keganasan.
Pemeriksaan Uroflowmetri. Salah satu gejala dari BPH adalah melemahnya pancaran urin. Secara obyektif pancaran urin dapat diperiksa dengan uroflowmeter dengan penilaian :
- Flow rate maksimal > 15 ml / dtk = non obstruktif.
- Flow rate maksimal 10 – 15 ml / dtk = border line.
- Flow rate maksimal < 10 ml / dtk = obstruktif.
2. Pemeriksaan Imaging dan Rontgenologik
3. BOF (Buik Overzich ) Untuk melihat adanya batu dan metastase pada tulang.
4. IVP (Pyelografi Intravena)
Digunakan untuk melihat fungsi exkresi ginjal dan adanya hidronefrosis.
5. emeriksaan Panendoskop
Untuk mengetahui keadaan uretra dan buli – buli.
6. Pemeriksaan CT- Scan dan MRI
Computed Tomography Scanning (CT-Scan) dapat memberikan gambaran adanya pembesaran prostat, sedangkan Magnetic Resonance Imaging (MRI) dapat memberikan gambaran prostat pada bidang transversal maupun sagital pada berbagai bidang irisan, namun pameriksaan ini jarang dilakukan karena mahal biayanya.
7. Pemeriksaan sistografi
Dilakukan apabila pada anamnesis ditemukan hematuria atau pada pemeriksaan urine ditemukan mikrohematuria. pemeriksaan ini dapat memberi gambaran kemungkinan tumor di dalam kandung kemih atau sumber perdarahan dari atas apabila darah datang dari muara ureter atau batu radiolusen di dalam vesica. Selain itu sistoscopi dapat juga memberi keterangan mengenai besar prostat dengan mengukur panjang urethra pars prostatica dan melihat penonjolan prostat ke dalam urethra.
Penatalaksanaan
Menurut Sjamsuhidjat (2005) dalam penatalaksanaan pasien dengan BPH tergantung pada stadium-stadium dari gambaran klinis
- Stadium I
Pada stadium ini biasanya belum memerlukan tindakan bedah, diberikan pengobatan konservatif, misalnya menghambat adrenoresptor alfa seperti alfazosin dan terazosin. Keuntungan obat ini adalah efek positif segera terhadap keluhan, tetapi tidak mempengaruhi proses hiperplasi prostat. Sedikitpun kekurangannya adalah obat ini tidak dianjurkan untuk pemakaian lama.
- Stadium II
Pada stadium II merupakan indikasi untuk melakukan pembedahan biasanya dianjurkan reseksi endoskopi melalui uretra (trans uretra)
- Stadium III
Pada stadium II reseksi endoskopi dapat dikerjakan dan apabila diperkirakan prostat sudah cukup besar, sehinga reseksi tidak akan selesai dalam 1 jam. Sebaiknya dilakukan pembedahan terbuka. Pembedahan terbuka dapat dilakukan melalui trans vesika, retropubik dan perineal.
- Stadium IV
Pada stadium IV yang harus dilakukan adalah membebaskan penderita dari retensi urin total dengan memasang kateter atau sistotomi. Setelah itu, dilakukan pemeriksaan lebih lanjut amok melengkapi diagnosis, kemudian terapi definitive dengan TUR atau pembedahan terbuka.
Pada penderita yang keadaan umumnya tidak memungkinkan dilakukan pembedahan dapat dilakukan pengobatan konservatif dengan memberikan obat penghambat adrenoreseptor alfa. Pengobatan konservatif adalah dengan memberikan obat anti androgen yang menekan produksi LH.
Menurut Mansjoer (2000) dan Purnomo (2000), penatalaksanaan pada BPH dapat dilakukan dengan:
- Observasi
Kurangi minum setelah makan malam, hindari obat dekongestan, kurangi kopi, hindari alkohol, tiap 3 bulan kontrol keluhan, sisa kencing dan colok dubur.
- Medikamentosa
- Mengharnbat adrenoreseptor α
- Obat anti androgen
- Penghambat enzim α -2 reduktase
- Fisioterapi
- Terapi Bedah
Indikasinya adalah bila retensi urin berulang, hematuria, penurunan fungsi ginjal, infeksi saluran kemih berulang, divertikel batu saluran kemih, hidroureter, hidronefrosis jenis pembedahan:
- TURP (Trans Uretral Resection Prostatectomy).Yaitu pengangkatan sebagian atau keseluruhan kelenjar prostat melalui sitoskopi atau resektoskop yang dimasukkan malalui uretra.
- Prostatektomi Suprapubis. Yaitu pengangkatan kelenjar prostat melalui insisi yang dibuat pada kandung kemih.
- Prostatektomi retropubis. Yaitu pengangkatan kelenjar prostat melalui insisi pada abdomen bagian bawah melalui fosa prostat anterior tanpa memasuki kandung kemih.
- Prostatektomi Peritoneal. Yaitu pengangkatan kelenjar prostat radikal melalui sebuah insisi diantara skrotum dan rektum.
- Prostatektomi retropubis radikal. Yaitu pengangkatan kelenjar prostat termasuk kapsula, vesikula seminalis dan jaringan yang berdekatan melalui sebuah insisi pada abdomen bagian bawah, uretra dianastomosiskan ke leher kandung kemih pada kanker prostat.
Terapi Invasif Minimal
- Trans Uretral Mikrowave Thermotherapy (TUMT). Yaitu pemasangan prostat dengan gelombang mikro yang disalurkan ke kelenjar prostat melalui antena yang dipasang melalui/pada ujung kateter.
- Trans Uretral Ultrasound Guided Laser Induced Prostatectomy (TULIP)
- Trans Uretral Ballon Dilatation (TUBD)
Pengelolaan Pasien
- Pre operasi
- Pemeriksaan darah lengkap (Hb minimal 10g/dl, Golongan Darah, CT, BT, AL)
- Pemeriksaan EKG, GDS mengingat penderita BPh kebanyakan lansia
- Pemeriksaan Radiologi: BNO, IVP, Rongen thorax
- Persiapan sebelum pemeriksaan BNO puasa minimal 8 jam. Sebelum pemeriksaan IVP pasien diberikan diet bubur kecap 2 hari, lavemen puasa minimal 8 jam, dan mengurangi bicara untuk meminimalkan masuknya udara
- Post operasi
- Irigasi/Spoling dengan Nacl
- Post operasi hari 0 : 80 tetes/menit
- Hari pertama post operasi : 60 tetes/menit
- Hari ke 2 post operasi : 40 tetes/menit
- Hari ke 3 post operasi : 20 tetes/menit
- Hari ke 4 post operasi diklem
- Hari ke 5 post operasi dilakukan aff irigasi bila tidak ada masalah (urin dalam kateter bening)
- Hari ke 6 post operasi dilakukan aff drain bila tidak ada masalah (cairan serohemoragis < 50cc)
- Infus diberikan untuk maintenance dan memberikan obat injeksi selama 2 hari, bila pasien sudah mampu makan dan minum dengan baik obat injeksi bisa diganti dengan obat oral.
- Tirah baring selama 24 jam pertama. Mobilisasi setelah 24 jam post operasi
- Dilakukan perawatan luka dan perawatan DC hari ke-3 post oprasi dengan betadin
- Anjurkan banyak minum (2-3l/hari)
- DC bisa dilepas hari ke-9 post operasi
- Hecting Aff pada hari k-10 post operasi.
- Cek Hb post operasi bila kurang dari 10 berikan tranfusi
- Jika terjadi spasme kandung kemih pasien dapat merasakan dorongan untuk berkemih, merasakan tekanan atau sesak pada kandung kemih dan perdarahan dari uretral sekitar kateter. Medikasi yang dapat melemaskan otot polos dapat membantu mengilangkan spasme. Kompres hangat pada pubis dapat membantu menghilangkan spasme.
- Jika pasien dapat bergerak bebas pasien didorong untuk berjalan-jalan tapi tidak duduk terlalu lama karena dapat meningkatkan tekanan abdomen, perdarahan
- Latihan perineal dilakukan untuk membantu mencapai kembali kontrol berkemih. Latihan perineal harus dilanjutkan sampai passien mencapai kontrol berkemih.
- Drainase diawali sebagai urin berwarna merah muda kemerahan kemudian jernih hingga sedikit merah muda dalam 24 jam setelah pembedahan.
- Perdarahan merah terang dengan kekentalan yang meningkat dan sejumlah bekuan biasanya menandakan perdarahan arteri. Darah vena tampak lebih gelap dan kurang kental. Perdarahan vena diatasi dengan memasang traksi pada kateter sehingga balon yang menahan kateter pada tempatnya memberikan tekannan pada fossa prostatik.
LYRIC EXO CALL ME BABY (Han/Rom/Eng/Indo)
Lyrics/작사: 김동현, 조윤경, 1월8일
Composer/작곡: DOM, 이현승, J.SOL, Teddy Riley, Dantae Johnson
Arranger/편곡: DOM, 이현승, J.SOL, Dantae Johnson
Hangul
|
Romanization |
이 거리는 완전 난리야 사람들 사이는 남이야 함께하는 매 순간이 Like boom, boom, boom, boom, boom What up Hey Girl 영원 같던 찰나 놀라워 섬광처럼 가득 차 Oh I don’t care 나 멀리멀리 돌아간대도 메마른 내 입술에 너 빛나는 것들은 많아, 나를 나로 존재하게 해 빛나는 것들은 많아, Baby girl 욕심들 속에 날 선 모두 변해 날 떠나간대도 빛나는 것들은 많아, 어둔 미로 속에 갇혔던 Oh 나 E-X-O Listen! 흔들리는 세상 속에서 (Whoo- Babe) 빛나는 것들은 많아, (I’ll be your baby yeah- Ho!) 빛나는 것들은 많아,
|
i georineun wanjeon nalliya saramdeul saineun namiya hamkkehaneun mae sungani Like boom, boom, boom, boom, boom What up Hey girl yeongwon gatdeon challa nollawo seomgwangcheoreom gadeuk cha Oh I don’t care na meollimeolli doragandaedo memareun nae ipsure neo binnaneun geotdeureun manha, nareul naro jonjaehage hae binnaneun geotdeureun manha, Baby girl yoksimdeul soge nal seon modu byeonhae nal tteonagandaedo binnaneun geotdeureun manha, eodun miro soge gatyeotdeon Oh na E-X-O Listen! heundeullineun sesang sogeseo (Whoo- babe) binnaneun geotdeureun manha, (I’ll be your baby yeah- Ho!) binnaneun geotdeureun manha,
|
English Trans
|
Indonesian Trans |
This street is completely crazy Strangers in between people Every moment that we’re together like boom boom boom boom boom What up Hey girl, that one moment felt like eternity It’s amazing, like a flash of light, Oh I don’t care, You seeped into my dry lips There are many who shine You make me exist as myself, There are many who shine Baby girl, even among all the greed Even if everyone changes and leaves me, There are many who shine I was once trapped in a dark maze E-X-O Listen! In this shaking world (whoo babe) There are many who shine (I’ll be your baby yeah- Ho!) There are many who shine
|
Perjalanan ini sesungguhnya merupakan hal gila Orang asing diantara semua manusia Tapi setiap waktu kita bersama semua terasa boom boom boom boom boom What up Hey Girl, terkadang aku merasa semuanya seperti abadi (Seperti sebuah takdir)
|
credit: http://colorcodedlyrics.com/2015/03/exo-call-me-baby
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
PROPOSAL
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
STIMULASI PERSEPSI DENGAN MEDIA FILM
DI WISMA BALADEWA (P2) RSJ PROF. DR. SOEROJO MAGELANG
Disusun oleh:
Dian Puspasari 12.0601.0016
Suciana Budi Hartati 12.0601.0042
Hidayatul Choiriyah 12.0601.0052
Renny Widianingrum 12.0601.0053
Heri Feda Putra 12.0601.0080
Muhammad Pristion 12.0601.0088
PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2015
PROPOSAL
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
STIMULASI PERSEPSI DENGAN MEDIA FILM
A. Topik Terapi Aktivitas Kelompok : Stimulasi Persepsi dengan Media Film B. Latar Belakang Kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi sehat emosional, psikologis, dan social yang terlihat dari hubungan interpersonal yang memuaskan, perilaku dan koping yang efektif, konsep diri yang positif, dan kestabilan emosional. Gangguan jiwa adalah suatu sindrom atau pola psikologis atau perilaku yang penting secara klinis yang terjadi pada seseorang dan dikaitkan dengan adanya distress atau disabilitas (yaitu kerusakan pada satu atau lebih area fungsi yang penting) atau di sertai peningkatan resiko kematian yang menyakitkan, nyeri, disabilitas, atau sangat kehilangan kebebasan (Videbeck, 2008). Penyebab terjadinya gangguan jiwa, Biologis: Stresor yang berhubungan dengan respon neurobiologis, Lingkungan: Ambang toleransi terhadap stres yang ditentukan secara biologis berinteraksi dengan stresor lingkungan untuk menentukan gangguan perilaku, Sosial budaya: Stres yang menumpuk dapat menunjang terjadinya skizorfenia dan gangguan psikotik lain (Stuart, 2006). Halusinasi adalah gangguan pencerapan (persepsi) panca indera tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua sistem penginderaan dimana terjadi pada saat kesadaran individu itu penuh/baik (Stuart, 2006). Kelompok adalah suatu sistem sosial yang khas yang dapat didefinisikan dan dipelajari. Sebuah kelompok terdiri dari individu yang saling berinteraksi, inteleransi, interdependensi dan saling membagikan norma sosial yang sama (Stuart, 2006). Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu dengan yang lain, saling bergantung dan mempunyai norma yang sama (Keliat, 2005) Terapi aktivitas kelompok adalah aktivitas membantu anggotanya untuk identitas hubungan yang kurang efektif dan mengubah tingkah laku yang maladaptive (Stuart, 2006). Terapi Aktivitas Kelompol (TAK): sosialisasi TAK adalah upaya memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial. Salah satu gangguan hubungan sosial pada pasien gangguan jiwa adalah gangguan persepsi sensori: Halusinasi merupakan salah satu masalah keperawatan yang dapat ditemukan pada pasien gangguan jiwa. Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana pasien mengalami perubahan sensori persepsi; merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan perabaan atau penghiduan. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Dampak dari halusinasi yang diderita klien diantaranya dapat menyebabkan klien tidak mempunyai teman dan asyik dengan fikirannya sendiri. Salah satu penanganannya yaitu dengan melakukan Terapi Aktivitas Kelompok yang bertujuan untuk mengidentifikasi halusinasi dan mengontrol halusinasi yang dialaminya. Dari data di Wisma Baladewa Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. Soeroyo Magelang selama periode 9 Maret sampai dengan 17 maret 2015, dari 11 pasien yang dirawat di ruang inap terdapat pasien, halusinasi menduduki peringkat pertama sebanyak 45,45%, waham menduduki peringkat kedua sebanyak 36,3%, risiko perilaku kekerasan menduduki peringkat ketiga sebanyak 9,15% dan 9,1% pada pasien DPD dan isolasi sosial. Dari beberapa kasus gangguan jiwa yang ada di Wisma Baladewa sebagian besar pasien menderita halusinasi, baik halusinasi pendengan,perabaan maupun pendengaran. Oleh karena itu, perlu diadakan Terapi Aktivitas Kelompok tentang halusinasi. Salah satunya dengan stimulasi persepsi: Media film. Dengan menonton film klien dilatih untuk mempersiapkan stimulus yang disediakan dan ditingkatkan tentang kemampuan persepsi klien tentang realita, sehingga dengan dilakukannya Terapi Aktivitas Kelompok ini diharapkan respon dalam kehidupan menjadi adaptif. C. Tujuan a. Tujuan Umum Klien mempunyai kemampuan untuk mempresepsikan sesuai dengan stimulus yang diberikan. b. Tujuan Khusus
- Klien mampu menyebutkan judul film yang ditonton.
- Klien mampu menyebutkan tokoh film yang telah ditonton.
- Klien mampu menyebutkan peran pemain dalam film yang ditonton.
- Klien mampu menyebutkan alur film yang telah ditonton.
- Klien mampu menyebutkan nilai positif dari film yang telah ditonton.
- Klien dapat memberikan pendapat terhadap film yang ditonton.
- Klien dapat menjelaskan peran tiap pemain dalam film tersebut.
- Klien dapat memberikan tanggapan terhadap pendapat klien lain.
D. Seleksi Klien a. Kriteria pasien
- Klien yang mengalami gangguan persepsi sensori: Halusinasi
- Klien yang mampu berkomunikasi, tidak cacat fisik, tidak mengalami gangguan penglihatan maupun pendengaran, bisa berbicara, bisa membaca dan menulis.
b. Jumlah peserta TAK Jumlah peserta TAK adalah 4 orang c. Nama peserta TAK
- Sdr D
- Tn G
- Sdr Hk
- Tn S
d. Proses Seleksi
- Mengkaji klien dengan tanda halusinasi
- Mengkomunikasikan dengan perawat ruangan untuk memilih pasien yang sesuai
- Membuat kontrak dengan pasien yang dipilih
E. Jadwal Kegiatan
- Tempat pelaksanaan TAK : Wisma Baladewa (P2)
- Lama Pelaksanaan TAK : 40 menit
- Waktu Pelaksanaan : jam 09.00
- Metode : Diskusi
- Media dan Alat
- Media : Laptop, LCD
- Alat : Laptop , LCD
F. Pengorganisasian
- Leader : Suciana Budi Hartati
- Co-Leader : Renny Widianingrum
- Observer : Hidayatul Choiriyah
- Fasilitator : Dian Puspasari, Heri Feda Putra, Muhammad Pristion
Uraian Tugas : 1. Leader
- Mampu memimpin terapi aktifitas kelompok dengan baik dan tertib.
- Mengkoordinasi jalannya kegiatan
2. Co-Leader
- Membantu leader dalam memimpin permainan.
- Menyiapkan alat-alat,tempat dan pasien.
3. Fasilitator
- Memfasilitasi klien yang kesulitan/mengalami hambatan saat kegiatan berlangsung.
- Memberikan stimulus pada anggota kelompok.
- Berperan sebagai role play bagi klien selama kegiatan.
4. Observer
- Mengobservasi dan mencatat jalannya proses kegiatan.
- Mencatat proses dan hasil kegiatan selama terapi aktivitas kelompok berlangsung .
G. Langkah Kegiatan TAK a. Persiapan
- Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan gangguan kognitif/persepsi
- Membuat kontrak dengan klien.
- Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Orientasi
- Salam terapeutik.
- Salam dari terapis kepada klien.
- Perkenalkan nama dan panggilan semua terapis (beri papan nama)
- Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama)
c. Validasi
- Menanyakan perasaan klien saat ini.
d. Kontrak Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu klien akan dibagi menjadi sebuah kelompok kecil kemudian di putarkan film yang harus mereka lihat dan pahai isi dari film tersebut. Kemudian harus ada perwakilan dari kelompok yang mampu menceritakan isi film dan menyimpulkan hal-hal positif dan negative yang terdapat dalam film. Terapis menjelaskan aturan TAK berikut :
- Jika ada klien yang ingin meninggalakan kelompok, harus minta izin kepada terapis.
- Lama kegiatan 40 menit
- Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
Terapis menjelaskan aturan main berikut :
- Pasien dibagi menjadi 1 kelompok
- Kelompok akan diputarkan film
- Setiap anggota kelompok diwajibkan melihat dan memahami isi dari film yang diputarkan
- Setiap anggota kelompok mencatat hal-hal positif dan negative yang terdapat dalam isi film
- Setiap anggota kelompok menunjuk satu orang sebagai perwakilan untuk membacakan hal-hal positif dan negative yang terdapat dalam film.
e. Tahap Kerja Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu kelompok akan memutarkan film dan menyimpulkan atau menceritakan isi film yang mereka lihat yang akan mereka tulis di kertas HVS untuk di bacakan di depan teman-temannya. Terapis meminta salah satu klien dari masing-masing kelompok menceritakan isi film yang sudah dilihat, menyebutkan hal-hal positif dan negative yang terdapat dalam film. Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik. f. Tahap Terminasi Evaluasi
- Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
- Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
- Terapis menanyakan kegiatan dan manfaat dari TAK
g. Tindak Lanjut Terapis meminta klien untuk melakukan hal-hal positif dan menjauhi hal-hal negative yang terkandung dalam film.
- Kontrak yang akan datang
- Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu cara mengontrol halusinasi.
- menyepakati waktu dan tempat.
H. Program Antisipasi a. Penanganan klien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok
- Memanggil klien
- Memotivasi klien untuk ikut aktif dalam permainan.
b. Bila klien meninggalkan permainan tanpa pamit :
- Panggil nama klien
- Tanya alasan klien meninggalkan permainan
- Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan pada klien bahwa klien dapat melaksanakan keperluannya setelah itu klien boleh kembali lagi.
c. Bila ada klien lain ingin ikut
- Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada klien yang telah dipilih
- Katakan pada klien lain bahwa ada permainan lain yang mungkin dapat diikuti oleh klien tersebut.
I. Evaluasi 1. Evaluasi Proses
- 80% klien mampu mengikuti jalannya TAK .
- 75% klien mampu berdiskusi dalam kegiatan.
- 90% klien mampu menyebutkan judul pada film yang ditonton.
- 75% klien mampu menyebutkan tokoh pada film yang ditonton.
- 70% klien mampu menyebutkan alur cerita pada film yang ditonton.
- 60% klien mampu mengambil nilai positif dari fim yang ditonton.
2. Evaluasi Hasil
Inisial klien | Judul | Tokoh | Peran | Alur | Nilai positif | |||||
Ya | Tdk | Ya | Tdk | Ya | Tdk | Ya | Tdk | Ya | Tdk | |
Tn.D | ||||||||||
Tn.Hk | ||||||||||
Tn.G | ||||||||||
Tn.S |
Petunjuk
- Untuk setiap peserta, semua aspek dinilai dengan member tanda(ü)
- Jika peserta mampu melakukan dengan baik dan benar maka beri nilai 2 dan jika peserta kurang mampu beri nilai 1
Keterangan 0-1 < Kurang 2-3 < Cukup >3 Baik
DAFTAR PUSTAKA
Keliat,B.A, (2005) Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas, EGC: Jakarta
Direja, Ade Herman Surya.2011.Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa.Yogyakarta:Nuha
Medika
Stuart.G.W, (2006), Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5, EGC: Jakarta
Videbeck, Sheila L, (2008), Buku Ajar Keperawatan Jiwa, EGC: Jakarta